Senin, 19 November 2012

Menghargai konsumen

Baru-baru ini seorang kenalan membawakan oleh-oleh dari kampung halamannya di Manado,  yang hampir semuanya berupa makanan yang bermacam-macam yang saya sendiri juga tidak hafal nama-namanya, yang tentulah khas daerah sana. Makanannya sangat enak dan unik, tetapi sayangnya kemasannya sungguh kurang menarik, kalau tidak bisa dikatakan buruk, seperti makanan ( maaf) kampung. Menurut kenalan saya itu dia membelinya ditoko oleh-oleh terbesar dan paling terkenal dikota Manado, gedung tokonya saja 4 tingkat, pegawainya lebih dari 15 orang. Yang disayangkan adalah pengemasan makanan oleh-oleh tersebut yang nampak sekali masih secara traditional, mungkin masih menggunakan lilin atau lampu minyak untuk merekatkan plastik bungkusnya.
Mungkin penampilan kemasan yang buruk seperti itulah yang menyebabkan oleh-oleh dari sana kurang bergaung di tempat lain, hanya diseputaran situ saja, saya sulit membayangkan bagaimana lagi kalau wisatawan asing membawanya sebagai oleh-oleh kenegaranya?
Oleh-oleh dari berbagai daerah lain masih lebih baik, terutama di pulau Jawa, Sumatera Utara, mungkin anda pernah dengar Kue Bika Ambon Medan, Bolu Gulung Meranti. Markisa, dll, yang kemasannya bagus sekali, sehingga tak jarang wisatawan dari negara tetangga membawanya sebagai oleh-oleh.
Saya teringat diwaktu lalu sering dibawakan oleh-oleh dari Jepang, umumnya sejenis permen atau kue-kue, yang bila dikaji sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi karena kemasannya sangat-sangat bagus, bahkan permen atau kue dibungkus satu-persatu, dan dikemas dalam kotak yang indah, belum dimakan sajapun sudah meneteskan air liur.
Sebenarnya jenis makanan oleh-oleh dinegara kita yang bermacam khas daerah dan suku ini sangat banyak dan sangat lezat dan tidak kalah dari negara manapun, namun karena masih kurangnya perhatian terhadap kemasan dan tampilannya, sehingga sulit untuk  berkembang diluar daerah apalagi go international.
Penampilan yang bagus sebenarnya merupakan salah satu cara menghargai konsumen, karena kita tentu saja tidak memberikan makanan dipiring kaleng kepada tamu terhormat bukan?.


Alat Press Plastik
Masih banyak juga rupanya para pengusaha kita yang kurang memahami perkembangan teknologi yang sangat memudahkan sekarang ini, dan masih tetap berkutat pada teknologi nenek moyang, dan boleh jadi berfikir alat-alat modern itu mahal dsb, padahal seperti mesin press plastik ( Impulse Sealer ) sama sekali tidak mahal bila mengingat kemampuannya  setara dengan 6 pasang tangan pekerja, dan jelas hasilnya lebih rapih dan seragam, dan yang pasti alat tidak pernah mogok karena kurang gaji apalagi demo, mangkir, mudik dsb, dan pembelian alat kerja bukanlah pengeluaran namun penambahan asset.
Mungkin dapat difahami bahwa alat-alat demikian masih sulit diperoleh di daerah-daerah sehingga belum umum digunakan oleh industri makanan dan oleh-oleh, tetapi jaman sekarang sudah tidak sulit lagi karena kami menyediakan alat-alat demikian dan siap mengirim kemana saja di Indonesia ini, tanpa anda harus menunggu barang tersebut beredar didaerah anda..

Tidak ada komentar: