Kamis, 15 November 2012

Termometer, " riwayatmu dulu"



Saya ingat waktu masa kanak-kanak orangtua selalu sedia termometer air raksa dirumah bila ada yang demam, penggunaannya  biasanya dikempit di ketiak, di anus, atau di mulut, dan untuk mendapat pembacaan yang cukup akurat harus dilakukan agak lama bisa 10 menit kadang lebih, dan tidak boleh bergerak-gerak, dan membacanya juga rada sulit karena harus dimiringkan kearah cahaya agar dapat melihat level air raksa yang berwarna perak tersebut. 
Tidak semua keluarga memiliki termometer waktu itu, karena harganya juga cukup mahal, dan ini kenangan dari 40 tahun yang lalu, bayangkan sampai sekarang masih umum juga digunakan orang. Padahal sekarang sudah banyak termometer digital yang sangat memudahkan selain jauh lebih aman, namun kebanyakan orang masih menganggap harganya tentu mahal.
Apakah anda masih menganggap mahal bila saya katakan harga 2 bungkus rokok Jisamsu masih lebih mahal dari sebuah termometer digital?

Termometer digital Elastis (atas) dan Standard (bawah)


Pembacaan yang berupa angka sampai 1 digit dibelakang koma
Termometer digital Elastis

Termometer digital sekarang sudah melakukan revolusi dalam segala hal, al:
  • ·         Pembacaan angka yang akurat dibanding pembacaan kira-kira seperti termometer air raksa yang cuma garis-garis.
  • ·         Waktu pengukuran juga lebih singkat dan dilengkapi alarm “beep” bila pengukuran sudah lengkap yang kurang lebih hanya 10 detik
  • ·         Bahan termometer digital juga ada 2 macam, yang elastis untuk anak-anak, dan yang standard buat orang dewasa.

Ada baiknya anda pertimbangkan untuk memilikinya dirumah sebagai alat pendeteksi kesehatan  keluarga.

Tidak ada komentar: